Jumat, 25 Maret 2016

Berikut tanggapan saya, tentang beberapa pertanyaan politik dibawah ini:


 1. Apakah semua yang dilakukuan lembaga pemerintahan adalah kegiatan poitik?
Jawab:
Ya, tapi sebelumnya harus bisa membedakan antara aktivitas politik atau bentuk partisipasi politik.  Tapi kalo menurut Rush dan Althoff ada 9 tingkatan partisipasi pplitik. Yaitu :
a) Menduduki jabatan politik atau administrasi
b) Mencari jabatan politik atau administrasi
c) Keanggotaan aktif suatu organisasi politik
d) Keanggotaan pasif suatu organisasi politik
e) Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik
f) Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik
g) Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dsb
h) Partisipasi dalam diskusi politik informasi, minat umum dalam politik
i) Voting (pemberian suara)
Jadi semua yang dilakukan oleh lembaga politik termasuk kedalam akitivitas politik,  mengapa? Karena apapun yang dilakukan pemerintah yg tujuannya tentang kekuasaan ataupun kebijakan untuk masyarakat termasuk ke dalam bentuk aktivitas politik.

2. Apakah ada sanksi politik?
Jawab:
Pertama kita harus mengkaji dulu apa artinya sanksi politik. Apakah sanksi politik itu sama kaya hukum? Kalo ditanya perlu atau engga, jawabannya pasti perlu. Kenapa? Untuk mengontrol semua kegiatan pemerintahan yang salah.  Contohnya : Menteri yang korupsi akan dikenakan sanski politik semacam dihukum pidana.
Coba bayangkan kalo tidak adanya sanksi politik/hukum.  Pasti akan banyak muncul kejahatan-kejahatan di Indoneisa, sedangkan saat ini saja sudah ada sanksi politik tapi di Indonesia masih banyak kasus kejahatannya, apalagi kalau tidak ada?  Indonesia akan hancur tak terkendali.
3
      3. Apakah tindakan pejabat di media sosial di kategorikan politik?
Jawab:
Yaa jelas. Kita bisa lihat lagi point ke  7 dan 8 dalam bentuk2 partisipasi politik menurut philip althof dan michael rush. Bunyinya point 7 yaitu berpartisipasi dalam rapat umum dan point 8 yaitu berpartisipasi dalam diskusi politik (baik formal maupun nonformal).
Apalagi jaman sekarang sudah mulai modern, semua jadi lebih beralih ke media sosial. Banyak pula walikota, gurbenur, dan pemimpin lainnya yang ikut serta menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mendekatkan diri dengan masyarakatnya. Dan sekarang banyak juga para calon calon pejabat yang mengenalkan latar belakangnya melalui media sosial agar masyarakat bisa lebih mengenal si calon tersebut. Jadi, bisa di katakan tindakan pejabat di media sosial selama ada hubungannya dengan politik maka bisa dikatakan aktivitas Politik.   

4. Apakah perlunya pengetahuan politik di masyarakat?
Jawab:
Penting sekali. Hanya saja terkadang pemerintah memberikan pengetahuan politiknya terhadap masyarakat lebih ke sisi negatif. Masyrakat juga selalu memandang bahwa politik itu hanya sekedar Korupsi, dan kejahatan politik lainnya. Dari pandangan masyarakat inilah dibutuhkan pegetahuan seputar politik. Untuk memperbaiki pandangan masyarakat itu sendiri serta untuk mengajak masyarakat ikut campur dalam segala kebijakan yg dibuat oleh pemerintah demi terciptanya kehidupan politik yang sejarah.
Dengan begitu, masyarakat tidak akan salah memilih pemimpin dalam hal Pemilu. Indoneisa pun akan jadi negara yang Rukun karena tidak adanya konflik antara masyarakat dengan pemerintah.

       5. Bagaimana menurut anda pemilihan tanpa menggunakan jalur parpol?
Jawab:
Pemilihan tanpa jalur parpol menurut pandangan saya hanya akan membuat masyarakat sulit untuk memilih. Karena di Indonesia, partai politik dari era orde baru, sampe reformasi selalu mewarnai kehidupan politik di Indonesia. Itu juga akan membuat calon yang dipilih sulit mendapatkan suara. Kecuali jika si calon itu sendiri merupakan aktor poliik yang sudah dikenal masyarakat atau pernah menjabat sebelumnya. Contohnya saja bapak Ahok, kini ia kembali mencalonkan jadi Gurbenur di DKI jakarta tanpa bergabung dengan Partai Politik. Sebenarnya sah sah saja jika ada calon yang independen. Jadi pemilihan menggunakan jalur parpol atau pemilihan tanpa menggunakan jalur parpol itu semua tergantung dari masyarakatnya yang harus pintar memilih calon pemimpin, tapi saran saya pilihlah orang yang pernah ikut ambill alih dalam dunia Politik, dengan begitu kita jadi bisa melihat kinerja calon itu di dunia politik apakah sudah baik atau belum. Karena jika kita memilih calon pemipin yang latar belakanya baru kita kenal di dunia politik kita jadi tidak tahu apakah calon pemimpin itu bisa membangun atau hanya ikutan esksis di dunia Politik.